Tta
BUKAN BAIK HATI
“Ibu, perutku
sudah lapar sekali, bisakah mencarikan aku makan sekarang?!”
“Tentu anakku, tunggulah
sebentar!” jawab ibunya sembari berjalan keluar sarang.
Tak berapa lama ibu tikus datang membawa potongan ikan
tongkol.
“Ini nak,
makanlah segera!”
“Wah tak kukira
ibu bisa secepat ini dapatnya,” bilang anaknya sambil makan potongan ikan tongkol
tersebut.
Hari berikutnya,
berkatalah anak tikus:
“Ibu, ini sudah
waktunya makan, perutku sudah berbunyi nyaring.”
“Tenang anakku,
ibu akan keluar dulu. Kamu pengin dibawakan apa?”
“Coba ibu bawa
keju, tentu lebih enak,” jawabnya sambil mencium ibunya.
“Baiklah,
tunggulah di sini!”
“Anakku lihatlah
apa yang ibu bawa untuk dimakan!”
“Wah ibu, ini
pasti lezat untuk dimakan,” segera anak tikus merebut keju tersebut.
Hari esoknya,
berkatalah pula si anak tikus kepada ibunya:
“Ibu, ibu harus
menolong aku karena perutku sudah lapar.”
“Jangan kuatir,
pastilah ibu menolongmu. Hari ini apa yang menjadi permintaanmu?” jawab ibu
tikus sambil membelai-belai kepala anak tikus.
“Bagaimana dengan
ayam goreng ibu? Pastilah enak dan menyedapkan.”
“Baiklah,
tunggulah! Ibu akan pergi sebentar.”
Tak lama juga ibu
tikus kembali dengan menggigit paha ayam goreng.
“Inilah ayam,
seperti yang kau inginkan anakku, makanlah!”
Sambil makan
lahapnya si anak tikus berkata:
“Banyak sekali
makanan di rumah ini ibu? Hingga kita tidak kesulitan makan.”
“Ya, anakku,
memang benar katamu,” jawab ibunya.
“Kita ini tidak
kesusahan makan, gampang mencari yang kita suka, selalu aman, baik benar
pemilik rumah ini ibu?” anak tikus
dengan mulut penuh ayam goreng menyimpulkan.
“Iya anakku, tapi
sebetulnya pemilik rumah bukan baik hati pada kita, tapi karena sepertinya
orangnya jorok, makanan begitu terbuka, dan sampah jarang dibersihkan.”
Dan sambil
memandang ibunya si anak tikus tak berhenti makan ayam goreng.
FTG&ML
sby, 150616
*Diambil dari buku TIKUS-TIKUS (kumpulan mini cerpen)
No comments:
Post a Comment