Tta
ANAK KAMBING DAN
SINGA JANTAN
Adalah seekor anak kambing liar yang tertinggal oleh
induknya sendirian. Sementara tidak tahu apa yang dilakukannya, anak kambing
itu berdiri di dekat pohon akasia. Menunggu dan terus menunggu, untuk
kembalinya indukny kepadanya.
Sebentar-sebentar anak kambing mengembik, belum bisa makan rumput,
karena yang dia tau adalah baru caranya minum susu dari induknya.
Di suatu tempat berjarak seratusan meter dari berdirinya anak
kambing itu, terlihat seekor singa jantan yang mengendap-endap mengintai. Singa
jantan itu secara perlahan-lahan sekali maju sedikit demi sedikit
mendekati anak kambing tersebut. Singa
jantan terlalu sabar untuk menjadikan anak kambing itu menu siangnya. Sang
singa masih memperhitungkan apakah buruannya kali ini masih bisa berlari atau
lepas. Dengan perhitungannya yang matang, dengan menahan nafsu makannya singa
jantan mulai dekat dengan anak kambing.
Pada jarak sekitar 10 meter, anak kambing memutar
pandangannya kearah singa. Hampir saja singa jantan itu terlihat, tapi dengan
cekatan singa jantan langsung menggeser posisinya dan tetap terhalang
rerumputan kering yang tinggi. Masihlah aman mendekati singa jantan itu. Semakin
dekat lagi hingga berjarak 5 meter singa jantan itu pada anak kambing yang
masih mengembik itu.
Anak kambing yang belum tahu bahayanya alam ini, tidak
merasa ketakutan ada seekor singa jantan besar, hanya tidak tahu apa yang harus
dilakukan. Tidak mengerti apa itu teman, apa itu lawan, apa itu pemangsa, apa
itu pemburu, apa itu yang membuat mati, apa itu yang membuat mati, apa itu yang
baik apa itu buruk buat hidupnya. Bagi anak kambing itu berada di dekat
induknya adalah hal atau sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang membuat
dirinya bisa melonjak-lonjak kegirangan.
Dengan Jarak 5 meter dari anak kambing itu, hanya kurang
dari dari 2 detik singa jantan sudah menerkam dan meremukkan tulang leher anak
kambing itu. Dengan perkasanya singa jantan itu membuat anak kambing itu
menjadi santapannya siang itu.
Sekitar 200 meter dari tempat itu, ternyata ada seorang
hamba Tuhan yang sedang berjalan untuk tugas khusus kelompok besarnya, ditemani
malaikat Tuhan. Demi mendengar suara
auman singa jantan yang telah mendapatkan santapan siangnya, hamba Tuhan itu
mencoba melihat ada apakah gerangan. Ternyata dilihatnya anak kambing itu
sedang menjadi santapan singa jantan besar itu.
Hamba Tuhan itu merasa kasihan atas anak kambing yang
tertindas dan menjadi korban itu. Dia juga marah terhadap singa jantan itu.
Lalu mulailah hamba Tuhan itu juga rasa marah terhadap malaikat yang
bersamanya:
“ Ya malaikat, apakah engkau mengetahui yang dilakukan singa
itu sebelum singa itu sampai menerkam anak kambing itu?”
“Ya aku mengetahuinya.”
“Lalu mengapakah engkau tidak menolong anak kambing itu,
atau setidaknya memberitahukan kepadaku sehingga aku bisa menolong anak kambing
itu?” dengan nada kesal hamba Tuhan itu bertanya.
“Mengapakah juga
dibiarkan anak kambing yang lemah tanpa daya itu menjadi korban keganasan
kesemena-mena singa jantan itu? tambahnya.
“Ya hamba Tuhan, apakah engkau merasa sangat sayang kepada
anak kambing itu?”
“Ya tentu saja aku sayang kepada yang lemah dan tertindas!”
jawabnya.
Berkatalah malaikat kepada hamba Tuhan itu:
“Engkau mengasihi seekor anak kambing yang dimakan oleh
singa jantan itu, lalu mengapakah saat ini engkau mau menghancurkan,
menghilangkan orang-orang yang berbeda pendapat dan pandangannya dan keyakinannya
denganmu? Bukankah engkau ketahui manusia ciptaan yang lebih tinggi dari anak
kambing itu? Demikianlah terlebih lagi Tuhan mengasihi manusia yang belum
mengenalNya. Jikalau engkau mengasihi Tuhan, maka kasihi juga apa yang Tuhan
kasihi”
“Lagipula, anak kambing itu yang belum tahu apa-apa, akan
menjadi lebih sengsara dan menjadi mati lebih sengsara dalam waktu lama karenanya jikalau sekarang tidak menjadi makanan singa
jantan. Sedangkan singa jantan itu yang terlalu kelaparan, akankah dia harus menjadikan
engkau santapannya siang ini? Bukankah engkau ini masih dilindungi oleh
Tuhanmu?” jelas malaikat kepada hamba Tuhan itu.
FTG&ML
Sby,211016
No comments:
Post a Comment